Sabtu, 11 Maret 2017

Ilmu Budaya Dasar - Kebudayaan Pompeii dan Kaitannya dengan Kota Sodom


KEBUDAYAAN POMPEII

Pompeii adalah sebuah kota zaman Romawi kuno yang telah menjadi puing dekat kota Napoli dan sekarang berada di wilayah Campania, Italia. Pompeii hancur oleh letusan gunung Vesuvius pada 79 M.

Debu letusan gunung Vesuvius menimbun kota Pompeii dengan segala isinya sedalam beberapa kaki menyebabkan kota ini hilang selama 1.600 tahun sebelum ditemukan kembali dengan tidak sengaja.


Semenjak itu penggalian kembali kota ini memberikan pemandangan yang luar biasa terinci mengenai kehidupan sebuah kota di puncak kejayaan Kekaisaran Romawi. Saat ini kota Pompeii merupakan salah satu dari Situs Warisan Dunia UNESCO.


Lokasi Pompeii terletak pada koordinat 40° 45′ 2″ LU, 14° 29′ 23″ BT, sebelah tenggara kota Napoli, dekat dengan kota modern Pompei saat ini. Kota ini berdiri di lokasi yang terbentuk dari aliran lava ke arah utara di hilir Sungai Sarno (zaman dulu bernama "Sarnus"). Saat ini daratan ini agak jauh letaknya di daratan, namun dahulu merupakan daerah yang dekat dengan pantai.
Pada abad pertama M, Pompeii hanyalah salah satu dari sekian kota yang berlokasi di sekitar kaki Gunung Vesuvius. Wilayah ini cukup besar jumlah penduduknya yang menjadi makmur karena daerah pertaniannya subur. Beberapa kelompok kota kecil di sekitar Pompeii seperti Herculaneum juga menderita kerusakan atau kehancuran oleh tragedi letusan Vesuvius. Vesuvius mengubur kota Pompeii Para penduduk Pompeii, seperti mereka yang hidup di daerah itu sekarang, telah lama terbiasa dengan getaran kecil, namun pada 5 Februari 62 terjadi gempa bumi yang hebat yang menimbulkan kerusakan yang cukup besar di sekitar teluk itu dan khususnya terhadap Pompeii. Sebagian dari kerusakan itu masih belum diperbaiki ketika gunung berapi itu meletus. Namun, ini mungkin merupakan sebuah gempa tektonik daripada gempa yang disebabkan oleh meningkatnya magma yang terdapat di dalam gunung berapi. Sebuah gempa lainnya, yang lebih ringan, terjadi pada 64, peristiwa ini dicatat oleh Suetonius dalam biografinya tentang Nero, dalam De Vita Caesarum, dan oleh Tacitus dalam Buku XV dari Annales karena hal ini terjadi ketika Nero berada di Napoli dan tampil dalam sebuah pertunjukan untuk pertama kalinya di sebuah panggung umum. Suetonius mencatat bahwa kaisar tidak memedulikan gempa itu dan terus bernyanyi hingga selesai lagunya, sementara Tacitus mencatat bahwa teater itu runtuh setelah orang-orang di dalamnya dievakuasi. Penulis Plinius Muda menulis bahwa getaran bumi itu "tidaklah begitu menakutkan karena sering terjadi di Campania". Pada awal Agustus tahun 79, mata air dan sumur-sumur mengering. Getaran-getaran gempa ringan mulai terjadi pada 20 Agustus 79, dan menjadi semakin sering pada empat hari berikutnya, namun peringatan-peringatan itu tidak disadari orang, dan pada sore hari tanggal 24 Agustus, sebuah letusan gunung berapi yang mematikan terjadi. Ledakan itu merusakkan wilayah tersebut, mengubur Pompeii dan daerah-daerah pemukimanlainnya. Kebetulan tanggal itu bertepatan dengan Vulcanalia, perayaan dewa api Romawi





PENYEBAB SERTA PRILAKU MASYARAKAT POMPEII

Hari itu, 24 Agustus 79 Masehi warga kota Pompeii beraktivitas seperti biasa. Mereka berdagang, berinteraksi satu sama lainnya dan mungkin sebagian lainnya sedang menikmati pertunjukan Gladiator. Mereka tidak menyadari tanda-tanda alam. Gempa-gempa kecil sudah sedemikian sering terjadi. Air di sumur-sumur tiba-tiba saja mengering.
Hari itu adalah hari paling nahas dalam hidup mereka. Hari itu Gunung Vesuvius meletus dan menghancurkan dua kota yang berada di lerengnya yaitu Pompeii dan Herculaneum. Kedua kota itu hancur dan sebagian besar penduduknya tewas akibat awan panas, hujan batuan dan debu hasil letusan gunung yang hanya berjarak 9 km dari pusat kota Pompeii.
Debu letusan gunung Vesuvius menimbun kota Pompeii dengan segala isinya sedalam beberapa kaki menyebabkan kota ini hilang selama 1.600 tahun. Belum diketahui pasti jumlah korban tewas di kedua kota itu, namun diperkirakan jumlahnya berkisar antara 10.000 hingga 25.000 jiwa.
Akibat timbunan abu vulkanis, jasad manusia dan hewan yang menjadi korban terawetkan selama ribuan tahun dan sekarang menjadi subyek sebuah pameran Museum Antiquarium de Boscoreale, dekat reruntuhan kota Pompeii.
kota Herculaneum ditemukan kembali pada 1738, dan Pompeii pada 1748. Kedua kota ini digali kembali dari lapisan debu tebal dengan membebaskan semua bangunan-bangunan dan lukisan dinding yang masih utuh.
Sebenarnya, kota ini telah ditemukan kembali pada 1599 oleh seorang arsitek bernama Fontana yang menggali sebuah jalan baru untuk sungai Sarno, namun membutuhkan lebih dari 150 tahun kemudian barulah sebuah upaya/kampanye serius dilakukan untuk membebaskan kota ini dari timbunan tanah.
Namun, penemuan kota kuno itu juga menimbulkan berbagai persoalan misteri di banyak pihak terutama peneliti sejarah.
Bahkan, lebih mengejutkan adalah selain artefak berupa keramik dan barang kuno, juga ditemukan di area tersebut adalah puluhan patung batu berbentuk manusia dalam kondisi menakutkan.
Di antara penemuan aneh itu adalah sekelompok jasad manusia yang tampaknya berubah menjadi patung batu.


Inilah warga kota Pompeii yang ikut terawetkan karena letusan Gunung Vesuvius. Saat-saat terakhir mereka terekam dari beragam posisi dan ekspresi ketika mereka tertutup oleh debu dan lapisan seperti semen yang menutupi tubuh mereka.
Pompeii dinyatakan sebagai Situs Bersejarah Dunia oleh UNESCO pada tahun 1997. Situs ini telah menjadi tujuan wisata populer selama hampir 250 tahun. Sekarang ini dikunjungi oleh sekitar 2,5 juta orang setiap tahun.


RUSAKNYA MORAL MASYARAKAT POMPEII





 




























FOTO-FOTO PATUNG FOSIL MAYAT MASYARAKAT PONMPEII YANG MASIH BERBENTUK







SISA KOTA POMPEII SEKARANG





 



PERBEDAAN KOTA POMPEII DENGAN DESA YANG TERTIMBUN TANAH "KOTA SODOM"

Pompeii adalah sebuah kota zaman Romawi kuno yang telah menjadi puing dekat kotaCampania, Itali. Pompeii hancur oleh letusan gunung Vesuvius pada 79 M. Sedangkan Kota Sodom dan Gomorrah adalah dua kota yang dikaitkan dengan kisah Nabi Luth dan kaumnya. Paling tidak, dalam pandangan Islam, Kristen, Yahudi, diyakini bahwa dua kota ini memang pernah ada, dan kemudian dihancurkan Tuhan akibat begitu besarnya kemaksiatan yang dilakukan oleh penduduknya. Kota inilah yang daripadanya lahir istilah sodomy, and sodomite. Bahkan, dalam bahasa Ibrani, Sodom itu sendiri berarti terbakar, dan Gomorrah berarti terkubur. Sekitar 4000 tahun yang lalu, Sodom dan Gomora menyandang reputasi sebagai kaum yang melegalkan berbagai penyimpangan seksual. 


Dari tingkah laku, kebiasaan, serta tata laku yang berada antara dua kota tersebut, menunjukan hampir banyak kesamaan. Mulai dari julukan Kota Maksiat, maupun dilegalkannya homoseksual (sesama jenis). Bisa dikatakan Kota Pompeii ini seperti mengulang kembali sejarah dari Kota Sodom yang sama sama dihancurkan oleh Allah SWT karena kekafiran yang mereka perbuat. Perbedaannya mungkin hanya terletak pada Lokasi serta tahun kejadiannya. Selebihnya mungkin bisa dikatakan hampir sama. 


REFERENSI 







Tidak ada komentar:

Posting Komentar